Setelah 300 Ribu Orang Lakukan Eksodus. Begini Kondisi Pengungsi Rohingya Sekarang Ini...

Iklan bawah judul
Iklan tengah
Jumlah warga Rohingya yang melakukan eksodus semakin bertambah.
Saat ini, mereka banyak yang melarikan diri sampai ke perbatasan Bangladesh, di barat laut Myanmar.


Dilansir dari Aljazeera, menurut seorang staf PBB yang ada di perbatasan Bangladesh, sejak pekan lalu, pengungsi Rohingya sudah mencapai 146 ribu jiwa.

Namun, angka tersebut terus bertambah secara besar-besaran.
PBB telah meningkatkan perkiraan jumlah pengungsi dari data tersebut ke angka 300 ribu jiwa.
Peningkatan perkiraan ini langsung dilontarkan oleh juru bicara Bangladesh untuk Program Pangan Dunia (WFP), Dipayan Bhattacharyya.

Baca: Dua Versi Sosok Pegawai BNN Cantik, Keluarga Sebut Pintar Menyanyi, Kakak Ipar Bilang Matre

Kepada kantor berita Reuters, ia mengungkapkan bahwa kondisi pengungsi sungguh memprihatinkan.

Para pengungsi mengalami kekurangan gizi karena tidak ada makanan selama lebih dari sebulan.
"Mereka mengalami kekurangan gizi, mereka telah terputus dari makanan normal selama mungkin lebih dari sebulan," katanya

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa mereka pun terlihat kelaparan dan mengalami trauma.
Tidak hanya itu, kondisi pengungsi banyak yang mengalami sakit dan luka.
Bhattacharyya mengatakan, para pengungsi tiba di pengungsian melalui berbagai macam jalur, baik air maupun darat.


Berbagai bantuan kemanusiaan pun sudah mulai masuk di wilayah ini.
Di antaranya adalah berupa bantuan air bersih, sanitasi, dan makanan.
Saat ini memang banyak dari mereka yang tidak memiliki tempat berteduh.
Aung San Suu Kyi angkat bicara

Peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait nasib kaum Rohingya.

Seperti diketahui, Suu Kyi merupakan penasihat negara Myanmar dan menjadi pemimpin de facto negara tersebut.

Dilansir dari CNN, ia mengatakan bahwa pemerintahannya bekerja untuk melindungi hak Rohingya.
Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan.

"Kami tahu betul apa artinya dicabut hak asasi manusia dan perlindungan demokrasi," ungkap Suu Kyi.

"Jadi kami memastikan agar semua orang di Myanmar melindungi hak kemanusiaan," tambahnya.
Selama telepon tersebut, Suu Kyi pun mengatakan banyak informasi keliru yang didistribusikan untuk mempromosikan kepentingan para teroris.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemerintahannya telah bekerja keras untuk memastikan bahwa terorisme tidak menyebar ke seluruh negara.